VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Rendeng Emas, Tanaman Penahan Longsor Gunung Pakuwaja

[Kawasan Pegunungan  Dieng. Dok. Tim Ekspedisi Serayu]

Dalam Ekspedisi Serayu, selain mengamati sungai Serayu, Tim Sosial Budaya juga melakukan pengamatan di wilayah-wilayah seputar Serayu mengalir beserta anak-anak sungainya. Salah satu hal menarik adalah di Dusun Kali Putih Desa Tieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Desa itu terlewati Kali Putih, yang muaranya ada di sungai Serayu. Di desa tersebut, berkembang kisah mitologis turun temurun dari nenek moyang, bahwa di Pegunungan Pakuwaja, kawasan hulu Kali Putih yang berada di atas dusun, terdapat tanaman Rendeng  Emas. 

Menurut salah satu warga Makinudin, kisah tersebut sudah turun temurun diwariskan oleh orang tua di Dusun Kali Putih. Menurut kisah tersebut, jika tanaman Rendeng Emas di pegunungan Pakuwaja sampai dicabut, maka Kali Putih akan meluap, dan bahkan Telaga Cebong di kawasan atas akan jebol. “Setelah kami renungkan, ternyata mungkin Rendeng Emas yang dimaksudkan adalah pepohonan yag ada di pegunungan Pakuwaja yang ada di atas dusun kami. Rendeng Emas dapat diartikan sebagai sesuatu yang sangat berharga. Rendeng memang tanaman endemik yang banyak ditemukan disini, dan di pegunungan pada umumnya” ujar Makinudin. 

[Tanaman Rendeng. Dok. Tim Ekspedisi Serayu]

Hal itu ternyata terbukti, tambah Makinudin, paling tidak sudah terjadi tiga kali banjir bandang di Kali Putih, yang menewaskan puluhan warga. Terakhir, pada tahun 2010 dinyatakan 11 warga kali Putih Desa Tieng tewas terbawa arus sungai. Bahkan beberapa mayat ditemukan terseret arus hingga ke Waduk Mrica di Kabupaten Banjarnegara.

“Masyarakat di sini memang dulu melakukan penebangan hutan di pegunungan Pakuwaja. Kini pegunungan itu telah gundul. Hal itu dilakukan karena memang mereka membutuhkan kayu bakar dan membuka lahan pertanian kentang” jelas Mukinudin. Sementara, tanah di pegunungan Pakuwaja adalah hak milik warga, sehingga saat ini sebagian besar tanah saat ini telah ditanami kentang. “Upaya penghijauan sudah beberapa kali dilakukan, tapi bagaimanapun warga tetap menanami pegunungan tersebut dengan kentang karena secara ekonomi hanya hal itu yang dapat dilakukan untuk menopang kehidupan mereka” tambah Makinudin.

[Makinudin, Tokoh Desa Kali Putih. Dok. Tim Ekspedisi Serayu]

Ia bahkan pesimis dengan kondisi lingkungan yang ada di kawasan Dieng. “Mungkin solusi ekstrimnya hanya ada tiga. Pertama, genosida warga kawasan Dieng. Kedua, bedol separuh warga kabupaten di kawasan Dieng. Ketiga, membeli semua tanah yang dimiliki warga di kawasan Dieng. Dan sepertinya ketiga hal itu tidak mungkin dapat dilakukan” keluh Makinudin.

Rendeng Emas Dusun Kali Putih di sebelah barat daya sebenarnya masih ada. Mewujud dari tanaman bambu yang memenuhi sepanjang tebing di atas dusun. Pepohonan bambu tersebut konon ditanami oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai green belt (sabuk hijau) perbukitan di atas Dusun Kali Putih. Warga tidak ada yang berani menebanginya hingga kini. Semoga Ronce Emas lainnya di pegunungan Pakuwaja tetap lestari, sehingga warga di Dusun Kali Putih tak lagi menanggung pagebluk akibat keganasan banjir bandang dari Kali Putih. Narasumber: Heni Purwono (Sejarawan Banjarnegara, Ketua Tim Sosbud Ekspedisi Serayu). Posted by Havid Adhitama

Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

2 comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete